Selasa, 02 Februari 2010

“Menjadi pendengar yang baik”

Yakobus 1:19-21 Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah. Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.

Akhir zaman ini orang yang mau menjadi pendengar sudah sangat jarang ditemui. Kebanyakan adalah orang yang perkataannya ingin didengar. Tidak heran banyak orang yang membuat situs berbentuk “forum” dimana setiap orang boleh menyampaikan pendapatnya untuk didengarkan oleh orang lain. Karena semua ingin didengarkan, tidak heran forum itu berakhir dengan debat kusir.

Dari cerita diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa mau mendengarkan adalah suatu kelebihan khusus yang tidak banyak dimiliki oleh orang. Modal yang paling utama untuk dapat mendengarkan adalah kerendahan hati. Hanya dengan kerendahan hati maka orang dapat dengan sabar mendengarkan orang lain.

Sama halnya dengan Firman Tuhan, ada bahkan banyak orang yang tidak bisa menjadi pendengar firman Tuhan secara menyeluruh. Firman Tuhan yang menjadi favorit adalah firman Tuhan yang berisikan berkat-berkat jasmani semata. Pengkotbah favorit adalah pengkotbah yang banyak menyampaikan kotbah yang dibarengi dengan humor. Namun jangan heran karena hal itu sudah dinubuatkan dalam Alkitab.

II Timotius 4:3 Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.

Ada dua hal penting yang dibutuhkan untuk menjadi pendengar dalam hal ini konteks mendengarkan firman Tuhan.:

1. Memperhatikan apa yang kita dengar.
Markus 4:24a (BIS) Lalu Yesus berkata lagi, "Perhatikanlah apa yang kalian dengar ini!”

Bagaimana cara kita mendengar sangat menentukan pertumbuhan kerohanian kita. Perhatikan di gereja anda bagaimana perkembangan rohani anak-anak Tuhan disana. Gembalanya sama, firman Tuhan yang di sampaikan sama tetapi hasilnya belum tentu sama. Ada jemaat yang bertumbuh dengan cepat ada pula jemaat yang tidak bertumbuh, masih emosian dan gampang tersinggung. Orang yang memperhatikan apa yang didengarnya akan cenderung mengalami pertumbuhan rohani yang maju dengan pesat. Oleh sebab itu ketika mendengarkan firman Tuhan, mari kita perhatikan firman yang di sampaikan sehingga firman itu tidak masuk kuping kiri keluar kuping kanan.

2. Memperhatikan cara mendengar.
Lukas 8:18a Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar.

Firman Tuhan itu bagaikan benih. Bagaimana dia bertumbuh tergantung bagaimana cara kita menerima/mendengarnya.

Ada lima sikap cara mendengar yang baik :
a. Cepat/tangkas dalam mendengar.(Yakobus 1:19)
Dalam II Samuel 23:14-16 dikisahkan suatu kali terjadi peperangan antara pasukan Daud dan pasukan orang Filistin. Pasukan Daud berada dikubunya digunung dan pasukan Filistin berada di Betlehem. Suatu kali Daud ingin minum air dari perigi yang berada di Betlehem di wilayah Filistin dan inilah kata Daud “Sekiranya ada orang yang memberi aku minum air dari perigi Betlehem yang ada dekat pintu gerbang!” Lalu bagaimana reaksi dari anak buah Daud dapat kita lihat pada ayat dibawah :

II Samuel 23:16-17 Lalu ketiga pahlawan itu menerobos perkemahan orang Filistin, mereka menimba air dari perigi Betlehem yang ada dekat pintu gerbang, mengangkatnya dan membawanya kepada Daud. Tetapi Daud tidak mau meminumnya, melainkan mempersembahkannya sebagai korban curahan kepada TUHAN, katanya: "Jauhlah dari padaku, ya TUHAN, untuk berbuat demikian! Bukankah ini darah orang-orang yang telah pergi dengan mempertaruhkan nyawanya?" Dan tidak mau ia meminumnya. Itulah yang dilakukan ketiga pahlawan itu.

Tanpa banyak bertanya dan tanpa menunggu instruksi, ketiga pahlawan itu pergi menerobos pasukan Filistin dan mengambil air itu dan memberikan kepada Daud. Melihat itu Daud sangat terpana dan tidak berani meminumnya karena itu adalah persembahan yang terbaik yang selayaknya diberikan kepada Tuhan dan Daud membawa air itu sebagai persembahan kepada Tuhan.

Inti dari point ini adalah persembahan yang terbaik adalah ketika mendengar firman Tuhan, tanpa banyak tanya langsung melakukan firman itu. Saya jadi ingat satu lagu rohani yang menyatakan pujian yang terbaik adalah mendengar dan melakukan firman Tuhan.

b. Lambat untuk berkata-kata (Yakobus 1:19)
Manusia berkata-kata dalam dua bentuk yaitu berkata-kata dengan orang lain dan berkata-kata pada diri sendiri. Manusia cepat dalam berkata-kata dimotivasi oleh usaha pembenaran diri. Sikap yang baik dalam hal mendengarkan teguran firman Tuhan yaitu kita harus lambat dalam berkata-kata, baik berkata-kata dengan orang lain maupun berkata-kata dengan diri sendiri. Janganlah kita berkata-kata dan berpikir dalam hati bahwa firman itu untuk si A, B, C dan lain-lain. Marilah kita terima firman Tuhan sebagai teguran untuk diri sendiri.

c. Lambat untuk marah.(Yakobus 1:19)
Wujut dari lambat untuk marah adalah tidak gampang tersinggung ketika mendengar teguran Firman Tuhan. Mengapa Daud lebih disayangi Tuhan dari pada Saul padahal dosa Daud lebih besar dari dosa Saul. Daud jatuh dalam perzinahan dan pembunuhan berencana sementara Saul berdosa karena tidak sabar menunggu kedatangan Samuel dimana dia mempersembahkan korban bakaran yang seharusnya dilakukan oleh Samuel. Itu karena kedua pribadi ini memiliki sifat yang berbeda ketika menghadapi teguran firman. Saul ketika di tegur langsung berkata-kata untuk membela dirinya tetapi Daud tidak. Daud ketika di tegur oleh nabi Natan tidak berusaha membela dirinya melainkan bertobat dan minta belas kasihan Tuhan.

II samuel 12:13 Lalu berkatalah Daud kepada Natan: "Aku sudah berdosa kepada TUHAN." Dan Natan berkata kepada Daud: "TUHAN telah menjauhkan dosamu itu: engkau tidak akan mati.

d. Terimalah firman dengan lemah lembut/rendah hati. (Yakobus 1:21).
Salah satu wujut dari kerendahan hati adalah menerima firman dengan rendah hati. Firman diibaratkan cermin yang senantiasa di arahkan kepada diri sendiri bukan kepada orang lain.
Hati yang lemah lembut diibaratkan tanah yang gembur yang siap digarap kerjakan. Benih hanya bisa tumbuh pada tanah yang lembut sementara pada tanah yang keras dan berbatu-batu benih firman Tuhan tidak akan pernah bisa bertumbuh karena benih itu tidak berakar.

e. Hati yang sudah di persiapkan/firman yang tertanam. (Yakobus 1:21).
Seperti yang saya sebutkan diatas, hati ibaratkan tanah. Oleh sebab itu hati harus senantiasa di rawat agar tidak tumbuh rumput duri yaitu hal-hal yang kotor dan najis. Ketika pada tanah itu tumbuh rumput duri maka benih firman Tuhan tidak akan pernah bertumbuh karena rumput duri akan menguasai tanah itu. Oleh sebab itu sebelum kita mendengar firman Tuhan maka hati harus di persiapkan dengan baik. Singkirkan segala hal-hal yang kotor dan najis. Tuhan Yesus memberkati kita senantiasa. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar